Minggu, 02 Mei 2010

Bersekutu Melawan Dewa

Ulasan Film "Clash of The Titans"



Di jagad ini tidak ada yang sempurna, termasuk para Dewa. Manusia membutuhkan Dewa untuk kelangsungan hidup. Begitupun, keabadian Dewa sangat ditentukan doa-doa umat manusia. Lantas, apa jadinya jika dua kekuatan ini saling berselisih. Inilah yang ditawarkan Warner Bros Pictures lewat film “Clash of The Titans”.

Manusia mungkin ditakdirkan untuk sulit berterima-kasih, bahkan membangkang kalau perlu melawan. Apa bisa, manusia melawan Tuhan (Dewa)? Anda tidak usah memakai logika untuk bisa menikmati film ber-genre petualangan dan fantasi seperti ini. Nikmati saja. Lebih tidak masuk akal lagi, ketika anda mendapati bahwa Dewa Zeus (Liam Neeson) menzinahi wanita dari golongan manusia.

Begitu kasihnya Zeus pada manusia, ia ingin memberikan pelajaran pada Raja Acrisius (Jason Flemyng) yang terang-terangan murka pada para Dewa. Zeus ingin mengikat Acrisius lewat benih di istrinya, yang mengandung putra setengah Dewa : Perseus. Namun ditolak Acrisius dan justru, bayi dan beserta istrinya ditenggelamkan ke laut.

Dewa tentu lebih berkuasa. Bayi mungil ini bisa bertahan hidup. Sialnya, lelaki inilah yang kelak, dengan gagah bisa membalaskan dendam manusia, terutama pada Dewa kegelapan dan kejahatan, Hades (Ralph Fiennes), yang telah membunuh ibu, ayah tiri, dan adiknya.
Perseus yang diperankan Sam Worthington harus diakui kurang memukau dan meyakinkan. Tentu jauh jika anda membandingkannya dengan Russell Crowe dalam “Gladiator”. Special effect yang dipamerkan film berdurasi 1 jam 35 menit ini juga biasa saja. Tidak ada hal istimewa, dan cenderung seragam saat kita menyaksikan film sejenis seperti “The Mummy”, “Lord of The Ring”, Troy”, “Scorpion King” atau “Beowulf” dan film serupa lainnya.

Sutradara Louis Letterier memang berusaha memaksimalkan para pemain, dengan pengambilan sudut-sudut gambar yang memang sulit. Kecepatan pemain harus maksimal untuk memadankan teknologi animasi, terutama saat melawan penyihir berkepala ratusan ular. Di akhir cerita kepala ular ini digunakan untuk membunuh Kraken, raksasa penghancur saat manusia di kerajaan Argos tidak bisa menumbalkan Andromeda (Alexa Davalos), sang Putri, sebagai wujud kepatuhan pada para Dewa.

Beginilah enaknya fiksi. Dewa pun bisa dikalahkan. Bahkan dengan bantuan iblis, yang menginginkan betul Dewa dibinasakan. Hades akhirnya mampu diusir dan dikirim ke negeri bawah tanah (neraka), tempat asalnya.

Zeus tentu saja bisa tetap bertahan. Ia yang “melahirkan” para manusia dan selalu menjaganya. Maka, ia membutuhkan cinta dan doa-doa yang dipanjatkan umat manusia. Zeus berpesan : “Jangan pernah melemah. Kelemahan manusia hanya membangkitkan Hades (sifat-sifat jahat)”. Bagaimana? []

Bojong Kulur: 29:04:2010

Tidak ada komentar: