Jumat, 29 Januari 2010

Dua Syarat Terlarang

Jangan jadi orang kere, karena itu pasti tidak enak. Agama saja menganjurkan begitu. Jadilah orang kaya, tapi bukan dengan cara berdagang pasti akan lama. Agama memang telah menjanjikan, 90 persen pintu rezeki ada di ladang jual-beli. Tapi ada catatannya : harus jujur dan pekerja keras. Kalau anda tidak memiliki dua syarat itu jadilah pejabat. Kok?!

Untuk menjadi pejabat, mungkin dua syarat itu justru harus dijauhkan. Kalau tidak, bisa-bisa anda malah gagal dan tersingkir. Bersilat lidah itu perlu. Kalau pejabat mengatakan sesuatu percayalah ada beribu maksud dibaliknya. Bohongkah? tidak juga. Hanya saja mereka tidak mengatakan yang sebenarnya. Berbeda lho! Penjelasan akan diputar 180 derajat dari sudut pandangnya. Kita akan garuk-garuk kepala mencerna jika tidak dibekali ilmu iman.

Kita tidak usah memaksa pejabat untuk berkata atau berbuat jujur, percuma. Pakem kerja mereka memang begitu. Makin ditekan, makin liat saja lidahnya. Bisa-bisa fakta justru dijumpalitkan. Makin bingung kita. Ini soal pilihan hidup, kalau anda memang senang berliku-liku rasanya cocoklah jadi pejabat.

Kerja keras itu juga milik kaum buruh dan kuli. Yang dibutuhkan untuk menjadi pejabat itu cuma lidah. Iya lidah...lewat lidah orang bisa menjilat-jilat pantat atasan berharap mendapat posisi yang cocok. Tapi saya ingatkan tidak usah berlebihan. Jilatan-jilatan yang lembut justru yang diperlukan. Tidak memancing perhatian, tapi agar efektif harus rutin. Kesan setia akan muncul sendirinya. Kalau sudah begitu, tunggulah keajaiban. Tak lama lagi anda akan jadi pejabat.

Nah, kalau sudah di posisi penting, anda tinggal duduk di belakang meja. Tugas mengurus keperluan rakyat biarlah diserahkan pada staf. Toh, mereka-mereka itu juga seperti anda, senang menjlat-jilat. Kalau kerja anda tidak beres, jangan khawatir. Seburuk apapun anda, tidak akan dicopot dari jabatan. Kecuali nanti, ketika anda sudah lengser.

Ini pun anda tidak perlu panik. Ada banyak orang yang mau disuruh untuk menyelesaikan kasus anda, jika akhirnya terseret ke muka hukum. Hasil korupsi yang anda lakukan tentu lebih dari cukup untuk mengarahkan agar hukum memihak anda, bukan?

Apalagi, gaji anda tahun ini dinaikkan sampai 20 persen. Juga ada remunerasi yang jumlahnya membuat kantong anda makin gemuk. Genjot saja kinerja bawahan, maka remunerasi  anda pun akan terkatrol. Dimanapun pemimpin akan terkena citranya jika rapor baik. Kalau jeblok, tinggal carikan saja kambing hitam. Anda duduk manis saja. Menikmati gaji bersih karena tidak harus mengeluarkan dana untuk bayar telepon, listrik, air karena sudah dibayari negara.

Kewibaan anda sebagai pejabat juga dijaga betul oleh negara. Mobilmu saja berharga Rp 1,3 milyar. Beberapa fasilitas seperti komputer disediakan sampai Rp 21 juta. Sssst,...tapi jangan bilang-bilang kalau harga komputer itu tiga kali lipat dari pasaran. Selebihnya bisa masuk kantong lumayankan buat tambahan jajan anak-anak.

Kalau nanti kebetulan anda bertugas di tempat yang mengurusi kelautan lebih nikmat lagi. Anda bisa berlayar gratis dengan sebuah kapal pesiar Lagoon 500. Kemewahan kamar hotel terapung ini jangan diragukan. Harganya saja bisa Rp 14,4 milyar. Jangan gelisah jika ketahuan. Karena sejak awal memang diperuntukkan sebagai kapal pengawas. Hebatkan!! Jadi tenang-tenang jasa menikmati semilir air laut.

Kalau anda lebih beruntung lagi, karena bisa menjilati seluruh pantat orang Indonesia, dan meyakinkan mereka, kantor yang sudah megah itu akan direnov dengan biaya Rp 22,5 milyar. Tentu anda akan makin gagah dan berwibawa jika keluar dari kantor yang sekaligus sebagai simbol negara itu. Jika plesir ke luar negeri tak lama lagi akan ada pesawat baru. Uang mukanya saja Rp 200 milyar.  Itu pasti nyaman dan aman. Tapi sabar, pesawat itu baru bisa anda pakai paling cepat  tahun depan.

Soal memenuhi janji pada rakyat sih belakangan. Pintar-pintar aja anda berkilah. Toh, banyak orang di negeri ini yang siap membela ada. Menjadi tameng siap mati, asal hajat mereka terpenuhi.  Anda tidak usah repot-repot menjawab tuntutan rakyat. Enakkah?!

Lho, kalau nanti Tuhan murak bagaimana? ya, tanggung sendiri. Yang jelas laknatnya di akhirat akan mendera anda begitu keji.  Jadi, terserah saja. []
Bojong Kulur : 29:01:2010

Tidak ada komentar: